Kau berjalan dengan tertunduk
Bukan karena kesal, atau kebiasaanmu, tapi karena pemuda-pemuda di sampingmu
Baca lebih lanjut
Kita terdiam, angin mulai memisahkan kita, tepat di celah antara rahang kita. Aku merasakannya
Bolehkah aku tinggal di sini saja?
Baca lebih lanjut
Kau melambaikan tangan bersama langkah yang mengayun menjauhiku
Tentu. Aku membalasnya, tersenyum dan berpura-pura baik-baik saja
Baca lebih lanjut
Aku lalu merapikan rambutku ke belakang telinga, kubiarkan wajahku terlihat semua. Terlihat menyeramkan, memang.
Baca lebih lanjut